Thereviewers.id – Dalam sebuah laporan “5G Pacesetter” terbaru, Ericsson ConsumerLab menyebutkan bahwa penyedia layanan komunikasi terdepan yang mendorong permintaan global untuk konsumen 5G (5G pacesetter), memiliki peluang tiga kali lebih besar untuk mempertahankan pelanggan dan berpeluang dua kali lebih besar untuk meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) serta pendapatan layanan seluler, dibandingkan dengan penyedia layanan lainnya.
Laporan tersebut mengidentifikasi empat tahap kesiapan 5G yakni 5G Explorers atau mereka yang baru memulai penerapan teknologi 5G. Yang kedua adalah 5G Potentials, yakni penyedia layanan komunikasi dengan konsumen yang puas karena kinerja jaringan 4G lebih baik tetapi belum banyak berinvestasi untuk mengembangkan jaringan dan produk serta layanan 5G.
Tahap ketiga adalah 5G Aspirationals, penyedia layanan komunikasi dianggap menantang market yang memiliki ambisi besar terkait 5G seraya berusaha meningkatkan kepuasan pelanggan. Tahap terakhir adalah 5G Pacesetters – penyedia layanan komunikasi yang lebih maju dalam menetapkan standar dalam hal cakupan, kinerja, dan inovasi 5G unggul namun masih memiliki ruang untuk peningkatan.
Mereka dikelompokkan berdasarkan net promotor score (NPS), skor yang mencerminkan loyalitas konsumen dan kemungkinan mereka merekomendasikan perusahaan, produk, layanan – di market mereka serta mendorong inovasi, seperti, telah menawarkan rata-rata tiga layanan konsumen 5G seperti cloud gaming, video imersif (AR/VR) dan akses nirkabel tetap (fixed wireless access) 5G.
Baca juga: Ericsson: Perluasan 5G di Indonesia Butuh Ketersediaan Spektrum Frekuensi
CTO Ericsson, Erik Ekudden mengatakan, komitmen terhadap kepemimpinan teknologi dan kualitas jaringan adalah kunci untuk pertumbuhan pendapatan penyedia layanan komunikasi 5G, dengan meningkatkan bisnis konsumen inti seraya menjajaki peluang bisnis baru.
“Tidak mengherankan, 5G Pacesetter mencari cara baru untuk menantang tradisi lama di industri untuk membuat konektivitas 5G lebih relevan bagi banyak orang, bisnis, dan masyarakat,” jelasnya.
Dalam laporan itu disebutkan, 50 persen penyedia layanan komunikasi kategori 5G Pacesetter meningkatkan ARPU sebesar satu persen atau lebih dari tahun ke tahun (YoY) dibandingkan dengan seperempat dari semua layanan penyedia komunikasi lain.
Sementara itu, 75 persen 5G Pacesetter memonetisasi 5G berdasarkan tingkat kecepatan, kualitas layanan, konvergensi seluler tetap (fixed-mobile convergence, FMC), atau paket konten.
Selain itu, penyedia layanan komunikasi kategori 5G Pacesetter juga memiliki cakupan penduduk rata-rata 75 persen, kecepatan unduh 270 Mbps, dan ketersediaan 5G rata-rata 14 persen atau lebih.
Rata-rata, 70 persen pelanggan 5G Pacesetter menganggap mereka sebagai pemimpin market 5G dan hampir 50 persen penyedia layanan komunikasi kategori 5G Pacesetter telah meluncurkan fixed wireless access 5G.
Penyedia layanan komunikasi kategori 5G Pacesetter juga disebutkan paling proaktif dalam menerapkan kemampuan 5G mandiri dan multi-access edge computing (MEC).
Menurut Head Ericsson Indonesia, Jerry Soper, banyak negara di dunia termasuk Indonesia telah bertransisi ke 5G. Penyedia layanan komunikasi (CSP) memiliki kekuatan untuk mengubah tren stagnasi dan penurunan pendapatan konsumen dengan mengambil pendekatan proaktif untuk menawarkan pengalaman jaringan 5G yang luar biasa bagi konsumen.
Penyedia layanan komunikasi 5G Pacesetter dsampaikan Jerry akan membedakan mereka dari market lainnya dan menang di mata konsumen. Dengan menetapkan kecepatan, 5G Pacesetter akan dapat memenuhi permintaan konsumen akan 5G dan memberikan cakupan, kinerja, serta inovasi 5G terbaik di kelasnya yang pada akhirnya akan mendorong transformasi digital di market.
“Ericsson, sebagai pemimpin ICT global, berkomitmen untuk mendukung penyedia layanan komunikasi di Indonesia menjadi 5G Pacesetter serta membuka potensi penuh dari 5G,” pungkasnya.